Bersusah payah mencari nafkah/renungan banjir

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baru saja tiba dari perang Tabuk. Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Rasulullah bertanya, "Kenapa tanganmu kasar sekali?"
Si tukang batu menjawab, "Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar."

Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,
"Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada",
'inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya'.

"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat". Maka para sahabat pun bertanya: "Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Bersusah payah dalam mencari nafkah"
(HR. Bukhari)

Rasulullah juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal". (HR. Dailami).

Bahkan, bekerja keras mencari nafkah ini termasuk bagian dari jihad. "Barang siapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang di jalan Allah 'Azza Wa Jalla". (HR. Ahmad)

Allah Ta'ala Berfirman yg artinya "Apa saja yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah."
[Al-Hasyr: 7]


0 comments:

Post a Comment